NAJISKAH CAIRAN YANG KELUAR DARI TELINGA ?
NAJISKAH CAIRAN YANG KELUAR DARI TELINGA ?
➡ Cairan yang keluar dari telinga dihukumi najis
➡ Dima'fu jika sedikit, atau banyak tapi sulit dihindari
➡ Tidak dima'fu jika banyak dan memungkinkan untuk ditahan/dihindari
➡ Sedikit banyaknya adalah diukur sesuai urf (menurut keumuman)
Referensi
فأجاب شيخنا شيخ الإسلام مفتي الأنام عز الدين عبد العزيز الزمزمي متعنا الله بطول حياته أنه لا يخفى أن الأذن من المنافذ الواصلة إلى الجوف بدليل الفطر يصل إليه منها ومن المتأخرين خلاف في العفو عن دم المنافذ، والذي يأخذ من كلام النووي في شرح المهذب العفو عن قليله، وممن صرح بالعفو أيضا من المتأخرين ابن عاصم المقدسي والزركشي وابن العماد وما في صلاة المسافر من بطلان الصلاة بالرعاف حمل على الكثير وامتناع الأكل والشرب قبل تطهير الفم بالغرغرة كما في شرح المهذب نقلا عن الشيخ أبي محمد لا ينافي العفو عن دم اللثة بالنسبة إلى الريق بخلاف المأكول والمشروب إذ لا ضرورة إلى اختلاطه بخلاف الريق وقد اعتمد ذلك خاتمة المحققين الشيخ شهاب الدين ابن حجر رحمه الله وبسط في شرح العباب الكلام فيه وفي أدلته وتزييف أدلة القائلين بعدم العفو ثم قال أن العفو عن قليل دم المنافذ فهو المنقول الذي عليه الأصحاب واعتمد النووي وغيره قال وينبغي أن يلحق بالدم في ذلك ونحوه من قيح وصديد اهـ وهو متجه فعلى هذا يكون الخارج من الأذن المذكور نجسا على أي صفة من صفاته المذكورة معفوا عن قليله في الصلاة وأثر ماء الطهارة وأما إذا كثر وشق التحفظ منه فيعفى عنه مطلقا أخذا ممن ابتلي بخروج الريق المتنجس من فمه كما استظهره في الروض وأقره عليه شيخنا زكريا سقى الله عهده في أشرحه
Aku bertanya tentang hukum sesuatu yang menyerupai nanah yang keluar dari telinga disertai rasa sakit didalamnya, dan tidak jelas apakah itu dari borok/bisul atau yang lain. Kadang cair, kadang disertai bekas darah, dan kadang juga disertai bau bacin, apakah sesuatu itu dihukumi najis? Jika najis apakah sesuatu itu dima'fu didalam sholat dan yang disamakan yakni permasalahan bekas air wudlu?
Syaikh Izzuddin Abdul Aziz Az-Zamzami menjawab bahwa tidak samar lagi bahwa telinga termasuk lubang terus yang sampai ke perut dengan bukti batalnya puasa sebab sampai nya sesuatu ke telinga. Dari segolongan Ulama Muta'akhirin terdapat perbedaan pendapat apakah dima'fu atau tidak terkait darah yang keluar dari manafidz (jalan terus yang sampai ke jauf), Pendapat yang diambil dari perkataan Imam Nawawi dalam Al-Majmuk Syarah Muhadzab adalah dima'fu ketika sedikit. Termasuk Ulama Ulama Muta'akhirin yang juga menjelaskan dima'fu adalah Ibnu 'Ashim Al-Maqdasy, Imam Zarkasyi, dan Ibnu Imaad. Dan keterangan dalam bab Sholat Musafir yang mengatakan batalnya sholat sebab mimisan (keluarnya darah dari hidung) itu diarahkan ketika banyak. Begitu juga larangan makan dan minum sebelum mensucikan mulut dengan berkumur sebagaimana keterangan dalam Syarah Muhadzab dinuqil dari Syaikh Abi Muhammad itu tidak menafikan dima'fu nya darah gusi dinisbatkan pada ludah. Lain halnya dengan makanan dan minuman, karena tidak ada darurat untuk tercampurnya, berbeda dengan ludah yang mana hal itu dimu'tamadkan oleh Khotimul Muhaqqiqin Syihabuddin Ibnu Hajar Al-Haitami Rahimahullah dan beliau telah menjelaskan panjang lebar pembahasan tentang ini dalam kitab Al-Ubab sekaligus dalil-dalil nya dan juga bantahan terhadap Ulama yang mengatakan tidak dima'fu. Kemudian beliau mengatakan bahwa dima'fu ketika sedikit dari darah yang keluar dari manafidz itu merupakan pendapat manqul yang dipegang oleh Ashab dan telah dimu'tamadkan oleh Imam Nawawi dll. Dan Seyogyanya disamakan dengan darah dalam masalah ini dan yang serupa adalah muntah dan nanah, dan inilah pendapat yang muttajah (diunggulkan). Maka berpijak dengan pendapat ini, terkait sesuatu yang keluar dari telinga yang telah disebutkan itu hukumnya najis dalam sifat apapun dari sifat-sifat yang telah disebutkan namun dima'fu ketika sedikit didalam sholat dan bekas air bersuci. Adapun ketika banyak dan sulit untuk menahannya, maka juga dima'fu secara mutlaq karena disamakan sebagaimana orang yang mengalami keluarnya ludah yang mutanajjis dari mulutnya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Syarah Ar-Roudl dsn telah ditetapkan oleh Syaikhuna Zakaria Al-Anshori dalam kitab-kitab syarah beliau.
