Iklan

NGAJI KITAB MASA’ILUSSHOLAT Part 08

Muhammad Muzakka
Monday, August 20, 2018
Last Updated 2019-07-11T13:37:33Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
NGAJI KITAB MASA’ILUSSHOLAT Part 08

Karya KH Ahmad Yasin Asymuni
[ Pengasuh PPHT Petuk Kediri ]
Tema : Permasalahan Seputar Sholat [ Lanjutan ]
Oleh   : Zakka Yuzakki Tazkiyyan





🍀 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ 🍀

مَسَائِلُ الصَّلَاةِ
PERMASALAHAN SEPUTAR SHOLAT

٢٥). ركب السيارة وحضرت الصلاة المكتوية لو نزل خاف على نفسه أو ماله أو خاف انقطاعا عن رفقته فهل يجب النزول على الأرض ليصلي ؟

ج- لا يجب النزول على الأرض ليصلي إلى القبلة لكن لم يجز ترك الصلاة وإخراجها عن وقتها بل يصليها على السيارة لحرمة الوقت كما في المجموع شرح المهذب الجزء الثالث صـ ٢٤٢ : (فَرْعٌ) قَالَ أَصْحَابُنَا وَلَوْ حَضَرَتْ الصَّلَاةُ الْمَكْتُوبَةُ وَهُمْ سَائِرُونَ وَخَافَ لَوْ نَزَلَ لِيُصَلِّيَهَا عَلَى الْأَرْضِ إلَى الْقِبْلَةِ انْقِطَاعًا عَنْ رُفْقَتِهِ أَوْ خَافَ عَلَى نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ لَمْ يَجُزْ تَرْكُ الصَّلَاةِ وَإِخْرَاجُهَا عَنْ وَقْتِهَا بَلْ يُصَلِّيهَا عَلَى الدَّابَّةِ لِحُرْمَةِ الْوَقْتِ وَتَجِبُ الْإِعَادَةُ لِأَنَّهُ عُذْرٌ نَادِرٌ هَكَذَا ذَكَر الْمَسْأَلَةَ جَمَاعَةٌ مِنْهُمْ صَاحِبُ التَّهْذِيبِ وَالرَّافِعِيُّ وَقَالَ الْقَاضِي حُسَيْنٌ يُصَلِّي عَلَى الدَّابَّةِ كَمَا ذَكَرْنَا قَالَ وَوُجُوبُ الْإِعَادَةِ يَحْتَمِلُ وَجْهَيْنِ أَحَدَهُمَا لَا تَجِبُ كَشِدَّةِ الْخَوْفِ وَالثَّانِي تَجِبُ لِأَنَّ هَذَا نَادِرٌ

25). Apabila seseorang naik kendaraan dan telah masuk waktu sholat fardlu, jika ia turun dari kendaraan takut pada dirinya, hartanya, atau takut tertinggal dari teman rombongannya, Apakah wajib turun ke tanah untuk melakukan sholat ?

JAWAB
Tidak wajib turun ke tanah untuk melakukan sholat menghadap qiblat, namun ia tidak boleh meninggalkan sholat dan mengeluarkan dari waktunya, akan tetapi ia sholat diatas kendaraan karena menghormati waktu. Sebagaimana keterangan dalam kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzab Juz III Halaman 242 : “ ( Cabangan ) Telah berkata Ashab Syafi’i ; “ Apabila telah tiba waktu sholat fardlu sedangkan mereka sedang dalam perjalanan diatas kendaraan dan mereka takut jika turun dan sholat diatas tanah menghadap qiblat akan tertinggal dari teman rombongannya, atau takut terjadi sesuatu pada dirinya atau hartanya, maka tidak boleh meninggalkan sholat dan mengeluarkan dari waktunya, akan tetapi ia sholat diatas kendaraan lihurmatil wakti dan wajib mengulangi sholatnya, karena hal tersebut merupakan udzur yang jarang terjadi. Masalah ini yang dijelaskan oleh segolongan Ulama termasuk Pengarang kitab At-Tahdzib dan Imam Rofi’i” . Imam Al-Qodli Husein berkata : “  bagi mereka sholat diatas kendaraan ” sebagaimana yang telah kami jelaskan, kemudian beliau melanjutkan perkataannya : “ adapun wajib mengulang sholatnya ini ada kemungkinan dua wajah, yang pertama tidak wajib seperti sholat syiddatul khouf dan yang kedua wajib karena hal itu merupakan udzur yang jarang terjadi ”.

٢٦). ما حكم المرور بين المصلي وسترته ولم يجد طريقا آخر ؟

ج- يحرم المرور بين المصلي وسترته ولو لضرورة لكن قال الأذرعي : ولا شك في حل المرور كما في بغية المسترشدين الجزء الأول صـ ١١٢ : فائدة : يَحْرُمُ الْمُرُورُ بَيْنَ الْمُصَلِّي وَسُتْرَتِهِ ، وإن لم يجد طريقاً ولو لضرورة كما في الإمداد والإيعاب ، لكن قال الأذرعي : ولا شك في حل المرور إذا لم يجد طريقاً سواء عند ضرورة خوف بول ، ككل مصلحة ترجحت على مفسدة المرور ، وقال الأئمة الثلاثة : يجوز إذا لم يجد طريقاً مطلقاً ، واعتمده الأسنوي والعباب وغيرهما اهـ كردي ، وبه يعلم جواز المرور لنحو الإمام عند ضيق الوقت أو إدراك جماعة اهـ باسودان.

26). Apa hukumnya lewat diantara orang yang sholat dan garis pembatasnya sedangkan ia tidak menemukan jalan lain ?

JAWAB
Hukumnya haram lewat diantara orang yang sholat dan garis pembatasnya walaupun karena ada dlorurot, akan tetapi Imam Al-Adzro’i mengatakan : “ tidak diragukan lagi tentang kebolehan lewat ( ketika tidak menemukan jalan atau ada dlorurot )”. sebagaimana keeterangan dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin Juz I Halaman 112 : “ [ Faidah ] Haram hukumnya lewat diantara orang yang sholat dan garis pembatasnya walaupun ia tidak menemukan jalan lain dan walaupun karena ada dlorurot seperti keterangan dalam kitab Al-Imdad dan Al-I’aab. Akan tetapi Imam Al-Adzro’i mengatakan : “ Dan tidak diragukan lagi tentang kebolehan lewat ketika tidak menemukan jalan lain atau ketika kepepet ingin kencing, seperti halnya setiap maslahah itu diprioritaskan daripada mafsadah lewat ”. Dan Imam Tsalatsah berkata : “ Boleh mutlaq ketika tidak menemukan jalan lain dan telah dimu’tamadkan oleh Imam Asnawi, Pengarang kitab Al-Ubab dan lain-lain, selasai Imam Kurdi. Dan dari penjelasan ini dapat dipahami bolehnya lewat bagi Imam ketika waktunya sudah mepet atau untuk menemukan jamaah, selesai Basudan

٢٧). هل يحرم لبس القميص والسراويل في الصلاة ؟

ج- لا يحرم لكن يكره إن ضاقت كما في الباجوري الجزء الأول صـ ١٤٤ : والثاني ستر لون العورة عند القدرة ( قوله لون العورة ) قدر الشارح لونا ليفيد الإكتفاء بما يمنع اللون دون الجرم كالسراويل الضيقة لكونه يكره .

28). Apakah diharamkan memakai kemeja dan celana didalam sholat ?

JAWAB
Tidak diharamkan tapi hukumnya makruh jika terlalu ketat, seperti keterangan dalam kitab Bajuri Juz I Halaman 144 : “ Syarat sholat yang kedua adalah menutup warnanya aurot ketika mampu ( perkataan Orang yang mensyarahi yaitu warna aurot ) beliau mengira-ngirakan warna supaya memberi pemahaman cukup dengan sesuatu yang bisa menutupi warna meski tidak menutupi bentuk tubuh seperti celana yang ketat, karena hal tersebut dimakruhkan ”.

٢٨). لو قام المصلي إلى خامسة في رباعية ناسيا ثم تذكر في قيام الخامسة فهل يعود حالا إلى الجلوس أو يتم الركعة ؟

ج- يعود حالا إلى الجلوس ويسجد للسهو كما في روضة الطالبين الجزء الأول صـ ٣٠٦-٣٠٧ : فَرْعٌ إِذَا قَامَ إِلَى خَامِسَةٍ فِي رُبَاعِيَّةٍ نَاسِيًا ثُمَّ تَذَكَّرَ قَبْلَ السَّلَامِ، فَعَلَيْهِ أَنْ يَعُودَ إِلَى الْجُلُوسِ وَيَسْجُدَ لِلسَّهْوِ وَيُسَلِّمَ سَوَاءً تَذَكَّرَ فِي قِيَامِ الْخَامِسَةِ أَوْ رُكُوعِهَا أَوْ سُجُودِهَا وَإِنْ تَذَكَّرَ بَعْدَ الْجُلُوسِ فِيهَا سَجَدَ لِلسَّهْوِ، ثُمَّ سَلَّمَ.

28). Jika musholli berdiri untuk rokaat yang kelima dalam sholat yang empat rokaat karena lupa, kemudian ia ingat pada saat sudah berdiri dirokaat kelima, Apakah ia wajib segera kembali keposisi duduk tahiyat atau menyempurnakan rokaat ?

JAWAB
Ia wajib segera kembali keposisi duduk tahiyat dan sujud sahwi. Sebagaimana keterangan dalam kitab Roudlotut Tholibin Juz I Halaman 306-307 : “ [ Cabangan ] Ketika seseorang berdiri untuk rokaat yang kelima dalam sholat yang empat rokaat karena lupa, kemudian ia ingat sebelum salam, maka ia wajib kembali kembali keposisi duduk tahiyat dan sujud sahwi lalu salam, baik ia ingat saat berdiri, rukuk, atau sujud dirokaat kelima. Dan ketika ingatnya setelah duduk tahiyat rokaat kelima, maka ia langsung sujud sahwi dan salam ”.

٢٩). لو شك المصلي بعد السلام في عدد الركعات أو في فعل يفعل فهل يجب أن يعيد الصلاة ؟

ج- لا يجب أن يعيد الصلاة لأنه لا شيء عليه ولا أثر لهذا الشك وقيل فيه ثلاثة أقوال انظر ما يأتي كما في روضة الطالبين الجزء الأول صـ ٣٠٩ : فَرْعٌ إِذَا شَكَّ فِي أَثْنَاءِ الصَّلَاةِ فِي عَدَدِ الرَّكَعَاتِ أَوْ فِي فِعْلِ رُكْنٍ فَالْأَصْلُ أَنَّهُ لَمْ يَفْعَلْ فَيَجِبُ الْبِنَاءُ عَلَى الْيَقِينِ كَمَا تَقَدَّمَ . وَإِنْ وَقَعَ هَذَا الشَّكُّ بَعْدَ السَّلَامِ فَالْمَذْهَبُ أَنَّهُ لَا شَيْءَ عَلَيْهِ وَلَا أَثَرَ لِهَذَا الشَّكِّ وَقِيلَ فِيهِ ثَلَاثَةُ أَقْوَالٍ أَحَدُهَا هَذَا وَالثَّانِي يَجِبُ الْأَخْذُ بِالْيَقِينِ فَإِنْ كَانَ الْفَصْلُ قَرِيبًا بَنَى وَإِنْ طَالَ اسْتَأْنَفَ وَالثَّالِثُ إِنْ قَرُبَ الْفَصْلُ وَجَبَ الْبِنَاءُ وَإِنْ طَالَ فَلَا شَيْءَ عَلَيْهِ .

29). Apabila orang yang sholat setelah salam ragu bilangan rokaat atau ragu terhadap apa yang ia kerjakan, Apakah ia wajib mengulangi sholatnya ?

JAWAB
Tidak wajib mengulangi sholatnya, karena tidak ada kewajiban apapun baginya dan juga tidak ada pengaruh karena keraguan ini. Dan dikatakan ada tiga pendapat, lihatlah penjelasan dibawah ini sebagaiamana keterangan dalam kitab Roudlotut Tholibin Juz I Halaman 309 : “ [ Cabangan ] ketika seseorang ragu dipertengahan sholat terhadap bilangan rokaat atau didalam melakukan rukun sholat, maka hukum asalnya adalah ia belum melakukan, maka dari itu ia wajib melakukan apa yang ia yakini seperti keterangan yang telah lewat. Dan jika keraguan ini muncul setelah salam, maka menurut Al Madzhab ia tidak terbebani kewajiban apapun dan tidak ada pengaruhnya keraguan ini. Dan dikatakan ada tiga pendapat, Yang pertama ; seperti yang telah dijelaskan, Yang kedua ; Wajib mengambil yang diyakini, jika jarak pemisahnya sebentar maka langsung saja diteruskan dan jika lama maka diulangi lagi dari awal, dan Pendapat yang ketiga ; jika pemisahnya sebentar wajib meneruskan dan jika lama maka tidak ada kewajiban baginya ”.

٣٠). لو تعلق بالمصلي صبي ولم يعلم نجاسة ما تحت القلفة فهل تبطل صلاته أم لا ؟

ج- لا تبطل صلاته كما في حاشية البجيرمي على الخطيب الجزء الرابع صـ ٣٥ : فَرْعٌ: لَوْ تَعَلَّقَ بِالْمُصَلِّي صَبِيٌّ أَوْ هِرَّةٌ لَمْ يَعْلَمْ نَجَاسَةَ مَنْفَذِهِمَا لَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ لِأَنَّ هَذَا مِمَّا تَعَارَضَ فِيهِ الْأَصْلُ وَالْغَالِبُ إذْ الْأَصْلُ الطَّهَارَةُ وَالْغَالِبُ النَّجَاسَةُ

30). Apabila ada anak kecil yang bergelantungan ( gandulan ; jawa red ) pada orang yang sholat dan ia tidak mengetahui ada najisnya sesuatu yang ada  dibawah kulub ( qulfah ) anak kecil tersebut, Apakah sholatnya batal ?

JAWAB
Sholatnya tidak batal, seperti keterangan dalam Hasiyah Bujairimi Alal Khotib Juz IV Halaman 35 : “ [ Cabangan ] Apabila ada anak kecil atau kucing bergelantungan ( gandulan ; jawa red ) pada orang yang sholat dan tidak diketahui najisnya jalan keluarnya kotoran, maka tidak batal sholatnya karena hal ini merupakan pertentangan antara hukum kebiasaan dan hukum asal. Karena hukum asalnya adalah suci dan kebiasaannya adalah najis, ( maka dimenangkan hukum asal ) ”.

٣١). هل تصح إمامة الأقلف أم لا ؟

ج- تصح إمامته لكن مع الكراهة كما في نهاية المحتاج الجزء السادس صـ ٤٠ : (قَوْلُهُ: وَتُكْرَهُ إمَامَةُ الْأَقْلَفِ) لَعَلَّ وَجْهَهُ أَنَّ الْقُلْفَةَ رُبَّمَا مَنَعَتْ وُصُولَ الْمَاءِ إلَى مَا تَحْتَهَا، وَاحْتِمَالُ النَّجَاسَةِ كَافٍ فِي الْكَرَاهَةِ.

31). Apakah sah pengimamannya orang yang tidak sunat ?

JAWAB
Hukumnya sah akan tetapi makruh sebagaimana keterangan dalam Nihayatul Muhtaj Juz VI Halaman 40 : “ ( Perkataan pengarang : “ Dan dimakruhkan pengimaman orang yang belum sunat ” ) Mungkin arahannya bahwa kulub itu terkadang bisa menghalangi sampainya air pada anggota dibawahnya kulub, dan kemungkinan adanya najis ini cukup untuk hukum makruh ”.

والله أعلم
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan