masukkan script iklan disini
NGAJI KITAB MASA’ILUSSHOLAT Part 10
Karya KH Ahmad Yasin Asymuni
[ Pengasuh PPHT Petuk Kediri ]
Tema : Permasalahan Sujud
Oleh : Zakka Yuzakki Tazkiyyan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
مَسَائِلُ السُجُوْدِ
PERMASALAHAN SUJUD
١). لو وضع الرجل رأسه على الأرض تذللا بلا نية السجود فهل هو حرام أم لا ؟
ج- لا يحرم ، لأنه لا يسمى سجودا كما في بغية المسترشدين صـ ١١٩ : (مسألة : ي) : مذهبنا أن السجود في غير الصلاة مندوب لقراءة آية السجدة للتالي والسامع ، ولمن حدثت له نعمة ظاهرة أو اندفعت عنه نقمة ظاهرة شكراً لله تعالى ، ولا يجوز السجود لغير ذلك ، سواء كان لله فيحرم أو لغيره فيكفر ، هذا إن سجد بقصد العبادة ، فلو وضع رأسه على الأرض تذللاً واستكانة بلا نيته لم يحرم إذ لا يسمى سجوداً.
1). Jika seseorang meletakkan kepalanya diatas tanah karena merasa hina dengan tanpa niat sujud, apakah hal tersebut diharamkan ?
JAWAB
Tidak diharamkan, karena ( meletakkan kepala diatas anah ) itu tidak dinamakan sujud, sebagaimana keterangan dalam Bughyatul Mustarsyidin Halaman 119 : “ [Mas’alah Ya’] Madzhab Syafi’iyyah, sujud selain didalam sholat itu disunahkan karena membaca ayat sajdah bagi pembaca dan pendengar, dan bagi orang yang baru saja mendapatkankan nikmat dhohir ( yang nampak ) atau selamat dari musibah/bencana karena rasa syukur kepada Allah Ta’ala. Tidak boleh sujud untuk selain yang telah disebutkan, baik sujud itu untuk Allah yang mana hal itu diharamkan atau untuk selain Allah yang mana itu dihukumi kufur. Perincian hukum ini jika memang seseorang sujud dengan tujuan ibadah, maka apabila seseorang meletakkan kepalanya diatas tanah karena merasa hina tanpa niat sujud, maka hal itu tidak diharamkan karen tidak dinamakan sebagai sujud ”.
٢). لو خضع إنسان لله تعالى فتقرب بسجدة فهل حرام أم لا ؟
ج- فيه تفصيل : إن خضع من غير سبب أو بقصد السجود فحرام ، وإن خضع بسبب غير قصد السجود كأخذ الشيء مثلا فلا يحرم كما في روضة الطالبين وعمدة المفتين الجزء الأول صـ ٣٢٦ : فَرْعٌ لَوْ خَضَعَ إِنْسَانٌ لِلَّهِ تَعَالَى فَتَقَرَّبَ بِسَجْدَةٍ مِنْ غَيْرِ سَبَبٍ فَالْأَصَحُّ: أَنَّهُ حَرَامٌ كَالتَّقَرُّبِ بِرُكُوعٍ مُفْرَدٍ وَنَحْوِهِ وَصَحَّحَهُ إِمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَالْغَزَالِيُّ وَغَيْرُهُمَا وَقَطَعَ بِهِ الشَّيْخُ أَبُو مُحَمَّدٍ.
2). Jika seseorang menundukkan diri karena Allah Ta’ala lalu mendekatkan diri dengan sujud, apakah hal itu diharamkan ?
📚JAWAB
Diperinci :
✔Jika ia menundukkan diri tanpa sebab atau dengan tujuan sujud maka hukumnya haram.
✔Jika ia menundukkan diri karena suatu sebab tanpa ada tujuan sujud, misalnya mengambil sesuatu, maka tidak diharamkan,
Sebagaimana keterangan dalam kitab Roudlotut Tholibin Juz I Halaman 326 : “ [Cabangan] Jika seseorang menundukkan diri karena Allah Ta’ala lalu mendekatkan diri dengan sujud tan pa ada sebab, maka hukumnya haram seperti mendekatkan diri dengan rukuk yang disendirikan atau semacamnya. Hukum haram ini telah dishohihkan oleh Imam Haromain, Imam Ghozali dan selainnya, dan Syekh Abu Muhammad telah memastikannya ”.
٣). قد عرف أن السجود في غير الصلاة لمن حدث له نعمة ظاهرة مندوب ويسمى سجود الشكر وإن اندفعت عنه نقمة ظاهرة فهل يندب له سجود الشكر أم لا ؟
ج- يندب له سجود الشكر كما في بغية المسترشدين صـ ١١٩ : (مسألة : ي) : مذهبنا أن السجود في غير الصلاة مندوب لقراءة آية السجدة للتالي والسامع ، ولمن حدثت له نعمة ظاهرة أو اندفعت عنه نقمة ظاهرة شكراً لله تعالى ، ولا يجوز السجود لغير ذلك ، سواء كان لله فيحرم أو لغيره فيكفر ، هذا إن سجد بقصد العبادة ، فلو وضع رأسه على الأرض تذللاً واستكانة بلا نيته لم يحرم إذ لا يسمى سجوداً.
3). Telah diketahui bahwa sujud selain dalam sholat bagi orang yang baru mendapatkan nikmat yang dhohir adalah disunahkan dan itu dinamakan sujud syukur, jika seeorang selamat dari bencana yang dhohir, apakah disunahkan baginya untuk sujud syukur ?
📚JAWAB
Disunahkan baginya untuk sujud syukur sebagaimana penjelasan dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin Halaman 119 : “ [Mas’alah Ya’] Madzhab Syafi’iyyah, sujud selain didalam sholat itu disunahkan karena membaca ayat sajdah bagi pembaca dan pendengar, dan bagi orang yang baru saja mendapatkankan nikmat dhohir ( yang nampak ) atau selamat dari musibah/bencana karena rasa syukur kepada Allah Ta’ala. Tidak boleh sujud untuk selain yang telah disebutkan, baik sujud itu untuk Allah yang mana hal itu diharamkan atau untuk selain Allah yang mana itu dihukumi kufur. Perincian hukum ini jika memang seseorang sujud dengan tujuan ibadah, maka apabila seseorang meletakkan kepalanya diatas tanah karena merasa hina tanpa niat sujud, maka hal itu tidak diharamkan karen tidak dinamakan sebagai sujud ”.
٤). لو سجد على عصابة جرح في جبهته فهل يصح أم لا ؟
ج- فيه تفصيل : إن شق عليه إزالتها صح ولم تلزمه الإعادة وإلا فلم تصح وتلزمه الإعادة كما في الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع الجزء الأول صـ ١٢٥ : وَلَوْ سَجَدَ عَلَى عِصَابَةِ جُرْحٍ أَوْ نَحْوِهِ لِضَرُورَةٍ بِأَنْ شَقَّ عَلَيْهِ إزَالَتُهَا لَمْ تَلْزَمْهُ الْإِعَادَةُ لِأَنَّهَا إذَا لَمْ تَلْزَمْهُ مَعَ الْإِيمَاءِ لِلْعُذْرِ فَهَذَا أَوْلَى .
4). Apabila seseorang sujud diatas pembalut luka yang ada dikeningnya, apakah sujudnya sah ?
📚JAWAB
Diperinci :
✔Jika ia merasa berat untuk melepas pembalut luka tersebut, maka hukum sujudnya sah dan ia tidak wajib mengulangi sholatnya.
✔Jika ia tidak merasa berat untuk melepasnya, maka sholatnya tidak sah dan ia wajib mengulanginya,
Sebagaimana keterangan dalam kitab Iqna’ Fi Hilli Alfaadzi Abi Syuja’ Juz I Halaman 125 : “Apabila seseorang sujud diatas pembalut luka yang ada dikeningnya atau semacamnya karena dlorurot, semisal ia merasa berat untuk menghilangkannya, maka ia tidak wajib mengulangi sholatnya karena sholat itu ketika tidak wajib diulangi saat seseorang sholat dengan isyaroh karena udzur, maka masalah ini lebih utama ( untuk tidak diulangi ) ”.
٥). لو سجد الرجل على شعر نبت على جبهته فهل يصح أم لا ؟
ج- يصح ولم تلزمه الإعادة كما في الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع الجزء الأول صـ ١٢٥ : وَكَذَا اي لَمْ تَلْزَمْهُ الْإِعَادَةُ لَوْ سَجَدَ عَلَى شَعْرٍ نَبَتَ عَلَى جَبْهَتِهِ لِأَنَّ مَا نَبَتَ عَلَيْهَا مِثْلُ بَشَرَتِهِ ذَكَرَهُ الْبَغَوِيّ فِي فَتَاوِيهِ .
5). Apabila seseorang sujud diatas rambut yang tumbuh dikeningnya, apakah sah sujudnya ?
📚JAWAB
Sujudnya sah dan tidak wajib mengulangi sholatnya seperti keterangan dalam kitab Al-Iqna’ FI Hilli Alfaadzi Abi Syuja’ Juz I Halaman 125 : “ Begitu juga tidak wajib mengulangi sholatnya, yaitu apabila seseorang sujud diatas rambut yang tumbuh dikeningnya, karena sesuatu yang tumbuh dikeningnya itu menyerupai kulitnya, masalah ini telah dijelaskan oleh Imam Baghowi dalam Fatawinya ”.
٦). لو خلق للمصلي رأسان فهل يجب عليه وضع بعض كل من الجبهتين ؟
ج- فيه تقصيل : إن عرف الزائد سجد بوضع الأصل وإلا اكتفي في الخروج عن عهدة الواجب بوضع بعض إحدى الجبهتين كما في الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع الجزء الأول صـ ١٣٦ : فَرْعٌ: لَوْ خُلِقَ لَهُ رَأْسَانِ وَأَرْبَعُ أَرْجُلٍ هَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ وَضْعُ بَعْضِ كُلٍّ مِنْ الْجَبْهَتَيْنِ وَمَا بَعْدَهُمَا أَمْ لَا؟ الَّذِي يَظْهَرُ أَنَّهُ يُنْظَرُ، فِي ذَلِكَ إنْ عَرَفَ الزَّائِدَ فَلَا اعْتِبَارَ بِهِ وَإِلَّا اكْتَفَى فِي الْخُرُوجِ عَنْ عُهْدَةِ الْوَاجِبِ بِوَضْعِ بَعْضِ إحْدَى الْجَبْهَتَيْنِ وَبَعْضِ يَدَيْنِ وَرُكْبَتَيْنِ وَأَصَابِعِ رِجْلَيْنِ إنْ كَانَتْ كُلُّهَا أَصْلِيَّةً، فَإِنْ اشْتَبَهَ الْأَصْلِيُّ بِالزَّائِدِ وَجَبَ وَضْعُ جُزْءٍ مِنْ كُلٍّ مِنْهُمَا.
6). Jika musholli diciptakan mempunyai dua kepala, apakah wajib meletakkan sebagian dari setiap dua keningnya diatas tanah ?
📚JAWAB
Hukumnya diperinci :
✔Jika diketahui status anggota tambahannya ( yang bukan asli ) maka wajib sujud dengan meletakkan anggota yang asli .
✔Jika tidak diketahui, maka dicukupkan keluar dari batasan wajib dengan meletakkan sebagian anggota dari salah satu dua keningnya tersebut,
Seperti keterangan dalam kitab Al-Iqna’ FI Hilli Alfaadzi Abi Syuja’ Juz I Halaman 136 : “ [Cabangan] Apabila seseorang diciptakan mempunyai dua kepala dan empat kaki, apakah baginya wajib meletakkan sebagian dari setiap dua keningnya dan keempat kakinya diatas tanah ? Menurut pendapat yang dhohir, dilihat-liht dulu, jika memang ia mengetahui anggota tambahannya maka ( anggota tambahan terebut ) tidak dii’tibar, dan jika tidak demikian maka dicukupkan keluar dari batasan wajib dengan meletakkan sebagian dari salah satu keningnya, Dan wajib meletakkan sebagian kedua tangan dan lutunya, dan juga jari-jari kedua kakinya apabila memang semua itu anggota asli. Jika anggota asli menyerupai anggota tambahan, maka wajib meletakkan bagian dari setiap keduanya ”.
والله أعلم